Sejarah Tradisi Seba Baduy, Cara Bersyukur Suku Kanekes Terhadap Hasil Panen 

Jurnalis Pangannews

Jumat, 28 April 2023 16:00 WIB

news
Suku Kanekes berjalan menuju pusat pemerintahan untuk menggelar upacara Seba Baduy (Kabarbanten.com)

PanganNews.id, Banten - Seba Baduy merupakan upacara tradisional  turun-temurun suku Kanekes yang berlokasi di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Upacara Seba Baduy ini merupakan cara suku Kanekes bersyukur kepada alam atas hasil panen melimpah yang mereka peroleh dari tanah mereka tinggal. 

Upacara tahunan ini seringkali diisi  dengan prosesi silaturahmi antara masyarakat suku Baduy dengan pemerintah setempat.

Tradisi Seba Baduy dilakukan di dua tempat, yaitu di Pendopo Kabupaten Lebak dan di Pendopo Gubernur Serang, Banten.

Sejarah Singkat Seba Baduy

Dikutip dari Pikiranrakyat.com, Seba merupakan kata dalam bahasa Baduy yang berarti persembahan. Dalam menjalankan upacara tradisi Seba ini, masyarakat Baduy dengan sukarela akan mempersembahkan hasil panen kepada pemerintah.

Upacara Seba Baduy dilaporkan telah berlangsung lama, tepatnya sejak masa kejayaan Kesultanan Banten.

Tujuan Upacara Seba Baduy

Upacara Seba Baduy juga bisa disebut sebagai wujud kesetiaan dan ketaatan suku Baduy kepada pemerintah Kabupaten Lebak, dan pemerintah Provinsi Banten.


Sementara upacara Seba sendiri bisa diartikan sebagai kunjungan resmi masyarakat Baduy atau Kanekes setelah selesai melewati musim panen.

Secara umum, Seba Baduy merupakan harapan agar diberi keselamatan dan ungkapan rasa syukur suku Baduy terhadap alam.

Adapun makna lain pada acara Seba Baduy ini, secara khusus yakni membawa amanat Pu'un (Ketua Adat) untuk memberikan laporan, menyampaikan harapan, dan menyerahkan hasil panen.

Pada praktiknya, upacara Seba Baduy diikuti oleh masyarakat Baduy Luar dan Baduy Dalam.

Untuk mengetahui mana masyarakat Baduy Dalam dan Baduy Luar, biasanya bisa dibedakan dari warna pakaian yang digunakan.

Baduy Dalam biasanya mengenakan busana dan ikat kepala berwarna putih, sedangkan untuk masyarakat Baduy Luar akan mengenakan pakaian berwarna hitam dan ikat kepala berwarna biru.

Tahapan Upacara Seba Baduy

Sebelum digelarnya upacara Seba Baduy, masyarakat Baduy akan menggelar upacara Kawalu terlebih dahulu selama tiga bulan.

Kawalu dapat diartikan sebagai ungkapan rasa syukur kepada tuhan atas hasil panen arau hasil bumi yang didapatkan. Kawalu ini nantinya akan dibagi menjadi 3 tahapan.

Pada tahapan ketiga nanti, masyarakat Baduy yang telah berusia 15 tahun akan dianjurkan untuk melakukan ibadah puasa. Setelah melaksanakan proses Kawalu, masyarakat Baduy akan melanjutkan dengan upacara Ngalaksa.

Ngalaksa dapat diartikan sebagai bentuk silaturahmi sesama masyarakat Baduy, biasanya masyarakat Baduy akan berkunjung ke rumah tetangganya sembari membawa hasil panen.

Setelah Ngalaksa selesai digelar, barulah masyarakat Baduy akan menggelar upacara Seba. Adapun waktu pelaksanaan Seba Baduy sendiri biasanya sudah disepakati terlebih dahulu, baik oleh sesepuh adat maupun oleh pemerintah setempat.

Selanjutnya, sesepuh adat akan memilih warga Baduy yang akan turut ikut serta dalam pelaksanaan upacara Seba ini.

Seleksi tersebut dilakukan sebagai upaya untuk memilih warga yang sehat secara fisik. Mengingat upacara Seba Baduy akan berlangsung dengan berjalan kaki sepanjang 80 kilometer.

Upacara Seba Baduy diawali dengan pengucapan Tataben, oleh salah satu ketua adat yang dimandatkan, yakni bentuk ucapan seserahan warga Baduy kepada Bupati dan disampaikan dalam bahasa Baduy.

Tatabean berisi tentang laporan kondisi warga Baduy, termasuk kondisi panen, lingkungan, dan kesehatan mereka.

Setelah Tatabean, barulah akan dilakukan dialog. Dalam hal ini, pihak pemerintah baik Bupati maupun Gubernur akan menanggapi laporan Tatabean tadi.

Seba Baduy ini akan diakhiri dengan penyerahan hasil bumi kepada Bupati. Begitu pula sebaliknya, nantinya pemerintah akan menyerahkan bingkisan kepada perwakilan suku Baduy yang menyerahkan hasil panen tersebut. (egi)


Kolom Komentar

You must login to comment...